Pages

Sunday, August 31, 2014

Ciri ciri Pondasi Bangunan Yang Kuat

Rumah yang kokoh harus didukung oleh pondasi yang kuat dan tahan lama, lalu apa saja ciri-ciri pondasi rumah yang kuat sehingga bisa disiapkan sebelum proses pembangunan berlangsung. Tentunya sangat tidak bagus jika rumah yang telah kita bangun dengan seni arsitektur terindah ternyata ambruk begitu saja karena struktur pondasi dalam kondisi lemah. Ya.. meskpiun letaknya seringkali tersembunyi namun fungsinya tergolong sangat fital, Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan dengan matang untuk mengetahui ukuran dan jenis material pondasi yang aman namun tetap ekonomis sehingga dapat menghemat biaya bangun rumah. O.k mari kita mulai dengan membuat daftar macam-macam syarat pondasi bangunan yang bagus.

Ciri ciri Pondasi Bangunan Yang Kuat

Ciri ciri Pondasi Bangunan Yang Kuat

1. Dapat menahan beban-beban yang ada diatasnya, yaitu beban konstruksi, beban hidup, beban angin,beban gempa dll. Sehingga bangunan tidak mengalami penurunan, keretakan atau bahkan roboh.

2. Terbuat dari bahan bangunan yang kuat,bagus dan awet sehingga tetap dapat berfungsi dalam kurun waktu rencana pemakaian rumah.

3. Tahan terhadap macam-macam organisme serta bahan kimia berbahaya yang bisa merusak konstruksi bangunan.

4. Jenis pondasi disesuaikan dengan kondisi tanah dan bangunan, misalnya tanah lembek bisa menggunakan jenis pondasi cakar ayam, rumah 1 lantai cukup menggunakan pondasi batu kali sedangkan rumah 2 lantai perlu ditambahkan pondasi foot plat pada titik-titik kolom utama.

5. Ada penambahan faktor keamanan beban yang dapat ditanggung pondasi, hal ini untuk mengantisipasi apabila dimasa depan ada penambahan konstruksi bangunan dengan beban diluar perencanaan sebelumnya sehingga bisa terancam bahaya keruntuhan.

6. Jika menggunakan besi tulangan maka harus menggunakan selimut beton yang cukup tebal agar tidak mengalami karat sehingga bisa menimbulkan perlemahan struktur pondasi.

Mengingat pentingnya pondasi rumah maka perlu diperhatikan baik-baik saat perencanaan agar bisa ditentukan jenis konstruksi paling kuat dan murah, pada saat proses pembangunan juga perlu dilakukan pengawasan ekstra agar apa yang dibangun bisa benar-benar sesuai dengan apa yang telah direncanakan, entah itu dari sisi bentuk pondasi, ukuran pondasi maupun metode pelaksanaan yang benar. Jadi selamat merencanakan dan membangun pondasi rumah yang kuat

Cara Menghitung Volume Material Dalam Pembuatan Pondasi

Berikut ini Cara Menghitung Volume Material Dalam Pembuatan Pondasi batu kali, Pondasi digunakan sebagai penahan rumah atau bangunan sehingga konstruksi dapat berdiri kokoh di atasnya. pada saat akan membuat pondasi kita berpikir berapa material yang akan dibutuhkan, sehingga dapat dipersiapkan sebelumnya :-)

misalnya pondasi batu kali dengan gambar berbentuk seperti ini:

Cara Menghitung Volume Material Dalam Pembuatan Pondasi
Bentuk trapesium dengan panjang total pondasi adalah 35 m’ lebar atas pondasi 30 cm sedangkan lebar bawah pondasi 60 cm dan tinggi 70 cm dan panjang pondasi 35m.

pertama kali kita lihat item pekerjaan yang ada pada pekerjaan pondasi tersebut yaitu:

1. Pekerjaan Bowplank
2. Pekerjaan galian tanah
3. pekerjaan urugan pasir
4. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali 1:5

Berikutnya adalah mengitung volume tiap item pekerjaan

1. Pekerjaan Bowplank

volumenya 35 m’

kayu = 0.01 m3 x 35 = 0.35 m3

paku 0.02kg x35 = 0.7 kg dibulatkan 1 kg

Bowplank ini digunakan untuk pengukuran dan kesikuan letak pondasi agar sesuai dengan perencanaan.

2. Pekerjaan galian tanah

volume galian tanah = ((0.6+0.9)/2)x0.75= 0.5625

volume total galian tanh=0.5625  x35=19.6875 m3

“tidak membutuhkan material” pada situasi tertentu yang mengalami kesulitan dalam melakukan pembuangan hasil galian tanah maka diperlukan upaya khusus dalam mengatasinya seperti merencanakan suatu area konstruksi yang memerlukan urugan tanah :-) hal ini biasa disebut sebagai cutting fill.

3. Pekerjaan urugan pasir

Volume urugan pasir = 0.6×0.05 = 0.09

volume total pasir= 0.09 x35 = 3.15

pasir urug = 1.05 m3 x 3.15 = 3.3075 m3

Jumlah pasir 1 truck rata-rata adalah 4m3 jadi kita bisa membeli satu truck pasir untuk pekerjaan pondasi tersebut, namun masing-masing truck mempunyai volume yang berbeda-beda.

4. Pekerjaan Pasangan batu kali 1:5

Luas penampang trapesium pasangan batu kali =((0.6+0.3)/2)x0.7= 0.315 m2

volume total pasangan batu kali =0.315 x35 = 11.025 m3

batu kali = 1.2 m3 x 11.025 = 13.23 m3

Pasir = 0.54 m3 x 11.025 = 5.9535 m3

Semen = 2.68 zak x 11.025 = 29.547 zak dibulatkan 30 zak

5. Pekerjaan urugan tanah kembali

volume urugan tanah kembali = 19.6875 – 11.025 – 3.3075

“tanah diambil dari bekas galian”

jadi menurut perhitungan di atas maka volume material yang dibutuhkan adalah

- pasir = 3.3075 + 5.9563 = 9.2638 m3
- batu kali = 13.23 m3
- semen = 30 zak
- paku =  1 kg
- papan bowplank = 0.35 m3

Cara Membuat Kolom Beton Bertulang Pada Bangunan

Cara membuat kolom beton bertulang pada gedung tidak semudah ketika membangun rumah tinggal 1 lantai, perlu ketelitian dan ketepatan penggunaan metode kerja terbaik agar dapat menghasilkan kualitas kolom beton terbagus dan termurah. Pembuatan kolom praktis pada pembangunan rumah tinggal prosesnya cukup sederhana dan cepat, yaitu membeli besi rangkaian kolom praktis di toko bangunan lalu memasangnya dengan beskisting dinding batu bata secara langsung ditambah papan kayu maka pengecoran kolom praktis sudah bisa dimulai hingga selesai. Sedangkan pada pembangunan kolom beton gedung bertingkat tinggi prosesnya agak panjang, yaitu kurang lebih sebagai berikut:

Cara Membuat Kolom Beton Bertulang Pada Bangunan
Cara Membuat Kolom Beton Bertulang Pada Bangunan

1. Pada tahap perencanaan kita buat gambar desain bangunan untuk menggambarkan bentuk konstruksinya dan menentukan letak kolom struktur.

2. Selanjutnya melakukan perhitungan struktur bangunan untuk mendapatkan dimensi kolom dan bahan bangunan yang kuat untuk digunakan namun tetap ekonomis.

3. Melakukan pekerjaan pengukuran untuk menentukan posisi kolom bangunan, ini harus pas sesuai dengan gambar rencana. apalagi pada gedung bertingkat tinggi yang angka toleransi  kesalahan hanya beriksar 1 cm, jika salah dalam mengukur maka ada resiko keruntuhan gedung.

4. Menghitung kebutuhan besi tulangan dan bentuk potongan besi yang perlu dipersiapkan. ini sering disebut sebagai bestek besi.

5. Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom yang telah direncanakan.

6. Memasang rangkaian besi tulangan pada lokasi kolom yang akan dibuat.

7. Membuat bekisting / cetakan. bisa terbuat dari kayu, plat alumunium atau media lain yang mampu menahan saat proses pekerjaan pengecoran beton.

8. Memasang bekisting sehingga membungkus besi tulangan.

9. Melakukan pengecekan posisi bekisting apakah sudah sesuai dengan ukuran rencana, dan apakah sudah benar-benar tegak.

10. Menghitung kebutuhan beton yang dibutuhkan.

11. Membuat adukan beton atau memesan beton precast dengan kualitas sesuai hasil perhitungan semula. misalnya mau menggunakan mutu beton K-250, K-300, K-400 dan seterusnya.

12. Melakukan pekerjaan pengecoran kolom, penentuan tinggi cor bisa dilakukan dengan berpedoman pada ukuran bekisting atau mengukur sisa cor dari ujung atas bekisting.

Pada setiap rangkaian pelaksanaan pekerjaan tersebut membutuhkan pengecekan bersama entah itu dengan konsultan perencana, kontraktor, konsultan pengawas maupun pemilik gedung secara langsung. hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi dalam perencanaan maupun pelaksanaan.

Pengertian Definisi Kolom Beton Dalam Bangunan

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Pengertian Definisi Kolom Beton Dalam Bangunan

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

Pengertian Definisi Kolom Beton Dalam Bangunan

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

3. Struktur kolom komposit seperti tampak pada gambar 1.(c). Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.

1. Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

2. Kolom Praktis
Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

Saturday, August 30, 2014

Cara dan Teknis Kerja Membuat Bekisting Sloof Bangunan

Cara dan Teknis Kerja Membuat Bekisting Sloof  Bangunan :

1. Sloof yang dipasang Duduk diatas Tanah langsung (Sloof Duduk diatas Tanah)

a. Setelah Besi Sloof dipasang (dirangkai) diatas Tanah, Papan/Tripleks Bekisting Sloof dipasang Tegak di kedua Sisi Luarnya (Beri Jarak 2,5 s/d 3 cm) untuk Selimut Beton. Lalu Papan/Tripleks Bekisting tersebut diperkuat dengan Skor Kayu agar tidak rusak dan pecah pada saat pengecoran

b. Pemasangan Bekisting Sloof bisa juga dilakukan sebelum Besi Tulangan Sloof dipasang. Lalu diperkuat dengan Skor Kayu pada jarak tertentu agar Bekisting tersebut kuat dan (tidak rusak saat pengecoran).

Cara dan Teknis Kerja Membuat Bekisting Sloof  Bangunan

2. Sloof yang dipasang Gantung (tidak duduk diatas Tanah)

a. Kondisi seperti ini bisa terjadi karena Tapak Sloof (bottom) yang kita rencanakan ternyata lebih tinggi dari Permukaan Tanah yang ada.

Cara dan Teknis Kerja Membuat Bekisting Sloof  Bangunan

b. Bekisting dibuat dengan terlebih dahulu membuat Papan/Tripleks pada Bagian Bawah Sloof (gantung diatas Tanah) dan disokong ke Tanah agar tidak melendut (melengkung). Lalu Papan/Tripleks  dipasang pada kedua Sisi Dindingnya (kiri dan kanan), yang kemudian diperkuat dengan Skor Kayu pada semua sisi yang dianggap perlu (agar Bekisting tersebut kuat dan tidak rusak pada saat pengecoran).

Cara Dan Tips Membuat Sloof Pada Bangunan Rumah

Sloof yaitu susunan dari bangunan yang terdapat di atas fondasi, berperan untuk meratakan beban yang di terima oleh fondasi, juga berpungsi sebagi pengunci dinding supaya jika berlangsung pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh.

Sehingga sloof amat berperan sekali pada kekuatan dari bangunan, bahan yang dipakai yaitu beton dengan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 split ( koral ).

Dimensi sloof yang kerap dipakai pada bangunan tempat tinggal lantai satu, lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 mm ( 4 d 10 ) namun untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak 15 cm ( d 8 – 15 ).

Di bawah ini gamabar sloof untuk bangunan tempat tinggal lantai satu.

Cara Dan Tips Membuat Sloof Pada Bangunan Rumah
Untuk tempat tinggal lantai dua, dimensi sloof yang kerap dipakai adalah, lebar 20 cm tinggi
30 cm, besi beton utama 8 d 12 mm, begel d8 – 10 cm.

Cara Dan Tips Membuat Sloof Pada Bangunan Rumah

Defenisi Dan Fungsi Sloof Beton Pada Bangunan Rumah

Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang biasanya dibuat pada bangunan Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 (ada juga yang menyebutkannya Lantai Dasar). Seperti dapat kita lihat pada Gambar diatas.

 Defenisi Dan Fungsi Sloof Beton Pada Bangunan Rumah
Sloof ini berfungsi untuk memikul Beban dinding (bisa Dinding dari Batu bata, Batako, dsb.), sehingga dinding tersebut "duduk" pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi "penurunan dan pergerakan" yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah.

Jadi bisa dikatakan Sloof juga merupakan salah satu Pondasi bagi rumah. Spesifiknya adalah mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan Sloof adalah termasuk Pondasi Menerus.

 Defenisi Dan Fungsi Sloof Beton Pada Bangunan Rumah
Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang sengaja didisain khusus Luas Penampang dan Jumlah Pembesiannya, disesuaikan dengan kebutuhan Beban yang akan dipikul oleh Sloof tersebut nantinya.

Untuk menetukan Luas Penampang (ukuran Sloof ini), dibutuhkan "Perhitungan Teknis yang Tepat" agar Sloof tersebut nanti "benar-benar Mampu" untuk memikul Beban Dinding Bata diatasnya nanti.

Untuk itu sebaiknya kita menggunakan jasa Konsultan untuk menghitung dan mendisain Dimensi Sloof ini.

Friday, August 29, 2014

Kelebihan dan Kekurangan Pintu Berdasarkan Bahan Bakunya

1. Pintu Aluminium

Pintu jenis ini biasanya dilapisi dengan warna kesukaan anda. Bisa cocok dikebanyakan desain interior kontemporer. Pintu aluminium secara umum dibuat dari bahan kaca yang dibingkai aluminium.

Kelebihan : tidak memerlukan perbaikan atau perawatan cat ulang.

Kekurangan : tidak bisa dilapisi lagi, dipastikan warnanya bila anda membeli.

Kelebihan dan Kekurangan Pintu Berdasarkan Bahan Bakunya
2. Pintu Kayu

Kebanyakan pintu kayu dibuat bukan dari bahan kayu solid alias padat. Beberapa pintu dibuat dengan kepadatan medium fibreboard inti. Ada juga yang dibuat dari bahan polyboard. Pilihan paling ringan adalah pintu yang menggunakan bahan inti honeycomb yang terbuat dari karton.

Kelebihan : sangat cocok untuk rumah yang bergaya klasik, abadi rapi dan elegan, lebih murah gaya, dan kayu stained menciptakan suasana ruangan yang hangat.

Kekurangan : hati-hati memilih pintu berbahan inti honeycomb yang kualitasnya buruk bisa mengurangi kekuatan dan kurang kedap suara, butuh pemeliharaan rutin seperti sering dicat dan divernis.

3. Pintu Louvre

Pintu jenis ini mempunyai irisan-irisan horizontal yang dapat dibuka untuk aliran udara apabila menginginkan privasi dan keamanan.

Kelebihan : tetap ada aliran udara bahkan bila pintu ditutup.

Kekurangan : lebih sulit dibersihkan dan harus memastikan pekerjaan mekaniknya halus dan dapat menghalangi pemandangan.

4. Pintu Flush

Ini adalah pintu paling sederhana dari pintu-pintu yang ada. Ini karena permukaan pintu rata seluruhnya. Pintu flush biasanya digunakan untuk bagian dalam rumah dan dibuat dari fiberglass atau kayu.

Kelebihan : harga lebih murah dan sesuai dengan berbagai keuangan.

Kerugian : permukaan dapat tidak tembus cahaya.dan tanpa dekor, tidak cocok untuk pintu utama.

5. Pintu Rel

Gaya pintu yang lebih tua ini dibuat dari serpihan kayu atau kompresan kayu. Sebutannya tergantung pada komponen-komponennya. Untuk komponen vertikal disebut stiles dan komponen horizontal disebut rel.

Kelebihan : konstruksi padat dapat menghalang suara dan menahan suhu dalam ruangan serta paling cocok untuk desain federasi atau rumah yang country.

Kekurangan : kurang cocok untuk interior desain contenporer serta permukaan padat tidak tembus cahaya.

6. Pintu Swing/Pintu kupu-kupu

Pintu Swing atau lebih sering disebut pintu kupu-kupu adalah jenis paling umum, pintu dapat berputar satu putaran sudut, dan kadang-kadang digunakan sepasang seperti pintu-pintu ditempat minum kecil yang anda dapat temukan didapur.

Kelebihan : engsel lebih mudah dipasang dibanding dengan rel dan lebih mudah untuk dirawat, tidak perlu rel untuk bantalan pintu.

Kekurangan : butuh rungan mengayunkan pintu untuk membuka pintu, mungkin sukar untuk mendapatkan dengan posisi tempat pintu.

7. Pintu Geser

Pintu ini biasanya digunakan untuk menuju taman belakang. Kaca yang besar ventilasi bagus bila dibuka. Dorong yang padat dapat digunakan didalam rumah apabila ruang terbatas dan tidak cukup untuk pintu satu sayap. Sangat bermanfaat didalam kamar mandi. Pintu geser sering disebut pintu kantung karena digeser kedalam kantung dibalik dinding ketika pintu dalam posisi dibuka.

Kelebihan : memerlukan ruangan yang lebih sedikit dibanding dengan pintu satu sayap biasa dan pintu dorong dapat disembunyikan, memberikan satu kesan yang bersih dan rapi.

Kekurangan : harus mempunyai struktur bantalan beban kuat diatas untuk menggantung, dapat dilepas dari rel pengaman dan rel pintu susah untuk dipasang.

Perbandingan Kusen Kayu Dan Kusen Alumunium

Kusen Aluminium

Plus / Kelebihan :

Tahan keropos. Mengurangi kemungkinan dimakan rayap.

Bahan aluminium lebih tahan lama, anti rayap, tidak menyusut seperti kayu, tidak akan mengalami penyusutan dan perubahan bentuk / melengkung akibat perubahan cuaca.

Tampilan kusen aluminium dapat dicat atau dilapis dengan warna kayu bahkan motif kayu sehingga menyerupai kayu.

Perbandingan Kusen Kayu Dan Kusen Alumunium
Desain dapat dibuat sesuai pesanan. Keunggulan kusen aluminium adalah bobotnya yang ringan dan kuat sehingga mudah dipindahkan. Perawatannya yang simpel menjadi daya tarik bagi pembelinya disamping kualitas bahan aluminium.

Ekonomis. Artinya biaya proses pembuatan, pemasangan dan perawatan untuk kusen aluminium lebih murah.

Minus / Kekurangan:

Variasi bentuk terbatas, karena merupakan standart pabrik, hanya terbatas pada bentuk minimalis dan klasik Eropa.

Pemasangan dengan menggunakan sistem fischer. Teknik ini mengandalkan kekuatan sekrup fischer yang diborkan dan ditanam bersama kusen merapat ke tembok sekeliling kusen pintu yang sudah diplester rapi. Untuk teknik pemasangan ini, apabila terjadi kesalahan dalam pemasangannya maka dapat berakibat fatal.

Cara pemasangan kusen aluminium mengandalkan kekuatan sekrup yang dipasangkan melekat pada dinding menjadikannya harus dipasang dengan presisi dan diplester rapi agar tidak terjadi kebocoran dan kesalahan lainnya. Disarankan untuk tidak memilih kusen aluminium yang bermutu rendah, karena dapat mudah memuai saat terjadi perubahan suhu drastis karena kaca yang dibingkai dapat mudah lepas.

Sambungan yang kurang baik pada siku atau kaca dapat menyebabkan air hujan dapat masuk, karena itu faktor penyambungan dan ‘sealant’ atau karet penyekat antara kaca dan alumunium harus dari bahan berkualitas dan tahan lama agar air tidak mudah masuk ke dalam kusen atau ke ruangan.

Kusen Kayu

Plus / Kelebihan :

Tersedia beragam variasi bentuk sesuai kebutuhan ( tradisional, modern, minimalis, klasik, dll )

Kusen kayu bisa diterapkan pada design rumah tipe apa saja.

Kayu memiliki keunggulan dibanding material lainnya yaitu tampilan natural sesuai jenis kayu.

Material kayu banyak yang kuat menurut jenisnya seperti kayu jati, kaper, atau ulin, melalui proses pengovenan yang baik.

Kayu memang fleksibel untuk dirubah bentuknya sesuai desain, seperti bentuk lurus atau melengkung, dan dapat menahan panas atau dingin dari luar ruangan

Rumah akan tampil lebih alami dengan adanya ornament kusen kayu.

Minus / Kekurangan:

Sulit menjangkau kayu dengan kualitas baik.

Mudah dimakan rayap, perawatan secara berkala dengan cat atau coating agar tetap awet, dan menyerap air sehingga menyebabkan volume kayu dapat berubah-ubah.   Akibatnya pintu atau jendela sulit dibuka karena salah satu sudutnya memuai.

Kayu yang digunakan untuk kuda-kuda, gording, usuk dan reng pada atap bisa mengalami ‘puntir’ bila yang digunakan kayu dengan kualitas buruk.

Lebih mahal dibanding aluminium, dalam pengertian biaya proses pembuatan, pemasangan dan perawatan untuk kusen kayu lebih mahal.

Thursday, August 28, 2014

Memilih Pintu Kayu Sebagai Pintu Rumah

Pintu merupakan bagian tidak terpisahkan dari sebuah rumah, sebuah pintu sangat penting karena dapat memberikan keamanan dan perlindungan gangguan dari luar yang mungkin dapat mengancam penghuni rumah dan isi rumah. Namun begitu, pintu juga bisa memberikan rasa nyaman, tenang dan keindahan, terutama jika kita memilih pintu kayu sebagai pintu rumah.

Pintu kayu lebih disukai oleh banyak orang ketimbang pintu dari bahan lain, hal ini dikarenakan pintu kayu mampu memberikan fungsi utamanya sebagai perlindungan dan keamanan dari luar. Selain itu, pintu kayu juga dapat memberikan rasa tenang, nyaman, elegan dan keindahan yang jarang diberikan oleh jenis pintu bahan lain.
Memilih Pintu Kayu Sebagai Pintu Rumah
Pintu kayu juga memiliki ketahanan terhadap cuaca, tahan lama, dan mudah di olah dan dipareasikan sesuai dengan keinginan kita. Bahan alami kayu juga dapat memberikan efek mengurangi pantulan suara, dan juga lebih ramah terhadap lingkungan serta memberikan kesan akrab

Jenis Kayu Untuk Pintu
Terdapat beberapa jenis kayu yang cocok digunakan sebagai pintu rumah, yaitu:
Kayu Jati
Kayu Sonokeling
Kayu Kamper
Kayu mahoni
Kayu Merbau
Kayu Meranti
Cara memilih pintu kayu sebagai pintu rumah :

Ada beberapa cara memilih pintu kayu sebagai pintu rumah yang bisa diikuti agar pas dengan desain rumah kita. berikut beberapa cara memilih pintu kayu sebagai pintu rumah.

Menentukan jenis kayu yang digunakan
Hampir semua jenis kayu keras dapat dipakai untuk membuat pintu rumah, namun dikhususkan bagi pintu rumah utama atau pintu yang berhubungan secara langsung dengan kondisi luar sebaiknya dipilih kayu yang kuat dan tahan terhadap pengaruh cuaca seperti panas dan hujan. Ini bertujuan supaya pintu tersebut tidak mudah rusak atau keropos, serta dapat mempertahankan faktor keamanan kita. Beberapa jenis kayu yang cocok dan lazim digunakan untuk bagian ini antara lain : kayu jati, kayu sonokeling, kayu kamper, dan kayu mahoni.

Tebal pintu
Buatlah pintu dengan ketebalan 4 centimeter (disarankan) atau minimal memiliki ketebalan 3,5 centimeter. Ini bertujuan agar pintu tersebut benar-benar kuat dan aman.

Tingkat kekeringan kayu
Pastikan kayu yang digunakan benar-benar kering atau hasil oven, kayu pintu yang masih basah akan membuat pintu lebih mudah melengkung. Pintu rumah yang melengkung akan sulit dibuka tutup karena posisi pintu akan berubah dan tidak pas lagi dengan kusennya.

Desain Pintu Kayu
Buatlah desain pintu kayu yang sesuai dengan konsep rumah, contohnya : jika rumahnya berkonsep minimalis maka pilih desain pintu minimalis, sebaliknya, jika rumah tersebut berkonsep klasik, pilihlah pintu dengan ornamen ukiran. (Hanya untuk mempertegas dan mempercantik tampilan rumah)

Sesuaikan dengan fungsinya
Guna memaksimalkan ruangan sempit, kita dapat menyesuaikan dengan memilih pintu sliding atau pintu geser. Hal ini bertujuan agar tidak banyak space ruang yang terpakai hanya untuk pintu.

Pintu selalu merupakan bagian penting dari setiap rumah atau struktur bangunan. Pintu kayu merupakan pintu yang sangat bagus untuk semua rumah. Banyak rumah yang membuat desain pintunya menjadi klasik dan elegan. Pintu kayu tidaklah harus polos dan datar. Kita dapat memberikan goresan seni pada kayu tersebut.

Mengenal Jenis Kayu Dan Manfaatnya

Kegiatan penentuan jenis kayu (identifikasi jenis kayu) merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pengujian dalam arti luas yaitu menentukan jenis kayu, mengukur dimensi kayu untuk mendapatkan volume serta menetapkan mutu.   Penentuan jenis kayu pada hakekatnya bukan hanya sekedar untuk memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan pengujian saja, namun amat penting artinya bagi semua pihak baik bagi pemerintah, pihak produsen maupun pihak konsumen.

Terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan jenis kayu berperan penting dalam menentukan besarnya pungutan negara (PSDH dan DR) yang dikenakan.  Pungutan pemerintah tersebut selain didasarkan atas wilayah asal kayu, juga didasarkan atas jenis kayu.    Disamping  secara  langsung   terkait   dengan  kepentingan pemerintah, penentuan jenis kayu memegang peranan penting dalam upaya ikut serta mencegah penyimpangan dimana suatu jenis kayu yang dilarang untuk ditebang/dipasarkan, diperdagangkan secara bebas dengan menggunakan nama lain.

Mengenal Jenis Kayu Dan Manfaatnya

Di pihak produsen, selain untuk memenuhi kewajiban dalam membayar pungutan yang dibebankan pemerintah, kepastian suatu jenis kayu juga penting artinya dalam proses produksi dan pemasaran.  Setiap jenis kayu mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda sehingga dalam pengolahannyapun memerlukan penanganan yang berbeda pula.  Sedangkan bagi konsumen, dengan adanya kepastian jenis kayu, akan lebih memudahkan untuk memilih kayu-kayu yang cocok untuk kepentingannya.

Metoda Pengenalan Jenis Kayu

Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa sepotong kecil kayu.  Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya.

Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat.  Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis)  memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati  dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya.  Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam penentuan je-nis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).

Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis).  Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu.  Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.

Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan,  pen-ciuman,  perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu.   Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :

1. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
2. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
3. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
4. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
5. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
6. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
7. lingkaran tumbuh,
8. bau, dan sebagainya.

Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan  pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah :

1. Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar.  Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi).

2. Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang,  parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya.  Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).

3. Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya.  Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya.

4. Saluran interseluler  adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.

5. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)

6. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial.  Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).

7. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu.  Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp).

Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan sifat struktur kayu daun jarum.  Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar.

Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat kasarnya.  Apabila dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jenis kayunya, maka terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan sifat strukturnya dengan mempergunakan loupe.

Untuk memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat mempergunakan kunci pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis kayu pada dasarnya merupakan suatu kumpulan keterangan tentang sifat-sifat kayu yang telah dikenal, baik sifat struktur maupun sifat kasarnya.  Sifat-sifat tersebut kemudian didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim kartu) atau dalam bentuk percabangan dua (sistem dikotom).

Pada sistem kartu,  dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran kartu pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan  keterangan sifat-sifat kayu, dan pada bagian tengahnya tertera nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan ditentukan jenisnya,  diperiksa sifat-sifatnya. Berdasarkan sifat-sifati tersebut, sifat kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang sampai ada kartu yang jatuh.  Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu, dengan cara yang sama kartu-kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai dengan hasil pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu.  Sebagai hasilnya, nama jenis yang tertera pada kartu terakhir tersebut merupakan nama jenis kayu yang diidentifikasi.

Dikotom berarti percabangan, pembagian atau pengelompokan dua-dua atas dasar persamaan sifat-sifat kayu yang diamati.   Kayu yang akan ditentukan jenisnya diperiksa sifat-sifatnya, dan kemudian dengan mempergunakan kunci dikotom, dilakukan penelusuran sesuai dengan sifat yang diamati sampai diperolehnya nama jenis kayu yang dimaksud.

Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun dengan sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan.  Kesulitan tersebut adalah apabila kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi.  Walaupun sistem kartu ataupun sistem dikotom digunakan untuk menetapkan jenis kayu, keduanya tidak akan dapat membantu mendapatkan nama jenis kayu yang dimaksud.   Dengan demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai dengan pengumpulan mengumpulkan sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau sistem dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan  suatu jenis kayu.

Definisi Tukang Kayu Bangunan

Tukang kayu merupakan seseorang yang bekerja dengan kayu. Mereka dapat membuat lemari, membangun rumah, maupun benda-benda lain dengan kayu.

Tukang kayu biasanya bekerja pada mandor (pengawas kerja) pada pekerjaan-pekerjaan besar karena mereka berurusan dengan proyek itu dari awal. Tukang kayu selalu menambahkan sesuatu pada peralatan mereka dan selalu belajar bagaimana menggunakan alat, bahan, dan cara kerja baru.

Definisi Tukang Kayu Bangunan

Banyak tukang kayu yang memilih untuk berfokus pada satu bidang saja. Lainnya akan berfokus pada membuat benda-benda yang tampak sederhana dan struktural, seperti kusen untuk jendela atau peti kayu untuk pengapalan. Tukang kayu akhir akan berfokus pada benda-benda yang mendetail dan artistik, seperti mebel dan mainan.

Wednesday, August 27, 2014

Teknik Pembuatan Pondasi

Teknik fondasi atau teknik pondasi adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan dimensi fondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Teknik fondasi merupakan bagian dari ilmu geoteknik.

Teknik Pembuatan Pondasi

Jenis-jenis fondasi

Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:

1. Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri dari
  • Pondasi setempat
  • Pondasi penerus
  • Pondasi pelat
  • Pondasi konstruksi sarang laba - laba
2. Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang

3.  Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang

Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.

Desain fondasi

Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur.

Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.

Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.

Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:

1. Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
2. Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:
        - Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
        - Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
        - Gaya gempa
        - Gaya angkat air
3. Momen
4. Torsi

Cara Menentukan Jenis Pondasi

Dalam pemilihan bentuk pondasi dan jenis pondasi yang memadahi, perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan pondasi tersebut. Hal ini disebabkan tidak semua jenis pondasi dapat dilaksanakan di semua tempat.(Misal penggunaan pondasi tiang pancang pada daerah padat penduduk tentu tidak tepat meskipun secara teknis telah memenuhi syarat).

Cara Menentukan Jenis Pondasi
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pondasi :
  1. Kondisi tanah yang akan dipasangi pondasi.
  2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atas pondasi (superstructure).
  3. Faktor lingkungan.
  4. waktu pekerjaan pondasi
  5. Biaya pengerjaan pondasi
  6. Ketersediaan material pembuatan pondasi di daerah tersebut.
Pemilihan Pondasi Berdasar Daya Dukung Tanah :
  1. Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
  2. Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
  3. Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah :
  1. Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
  2. Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
  3. Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
  4. Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana.
Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.

Pengertian Pondasi Bangunan

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Pengertian Pondasi Bangunan
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Manfaat Fungsi Pondasi Dan Jenis Pondasi Pada Bangunan

Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai, namun secara fungsi struktur, keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keawetan atau keamanan bangunan adalah pondasi.

Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan jenis bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung bangunan tersebut. Dengan demikian, sebaiknya perlu perhitungan matang dan tidak hanya berdasar kebiasaan setempat. Karena sering ditemui, banyak yang membuat rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat.

Manfaat Fungsi Pondasi Dan Jenis Pondasi Pada Bangunan
Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya, padahal konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua menggunakan konstruksi yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk membangun rumah saat ini adalah bekas sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil, sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi yang biasa digunakan diwilayah tersebut.

Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

Jenis pondasi dangkal diantaranya:
  1. Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
  2. Pondasi Batu Bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.
  3. Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.
  4. Pondasi bor mini (Strauss Pile)
  5. Pondasi Telapak/ Footplat
Jenis pondasi dalam diantaranya:
  1. Pondasi tiang pancang (driven pile).
  2. Pondasi tiang franki (franki pile)
  3. Pondasi tiang injeksi (injection pile)
  4. Pondasi tiang bor (bored pile)

Sunday, August 24, 2014

Jasa Hitung Struktur Baja dan Beton







Menerima Jasa Hitung Struktur Baja dan Beton untuk bangunan rumah, gedung, gudang, dan masih banyak lagi dengan harga terjangkau dan berkualitas, dengan sistem komputerisasi menggunakan program SAP 2000 dan Etabs. Adapun perhitungan kami ini dilandasi dengan peraturan yang berlaku di indonesia, seperti :

Tata cara Peraturan Struktur Baja untuk Bangunan (SNI 03-1729-2002).
Tata Cara